Bila hidup itu Cermin
Maka isyarat apa yng mampu menyiratkan
hidup bahwa kehidupan itu adalah sosok kita
atau sesosok kehidupan adalah penampakan
dari wujud kita yang telah terpantulkan
melalui lembaran-lembaran perjalanan
Maka,
Bila hidup itu Cermin
Seharusnya kita lebih mengerti dan
memahami hidup apa dan bagaimana yang
telah dan akan di lalui agar mampu
menempatkan diri padanya
Bila hidup itu Cermin
Seharusnya kita dapat bersentuhan lebih
dekat padanya agar kita mengetahui
dengan jelas bagaimana benar segala
kekurangan yang terpantul dari cermin itu
Namun, sayang
kita sering menganggap bahwa hidup itu
adalah cermin cembung yang selalu
melebih-lebihkan kekurangan dan
mengurang-ngurangkn segala kelebihan
yang kita miliki
atau kita sering menganggap bahwa hidup
itu adalah cermin cekung yang selalu
memberikan kekecewaan pada apa saja yang
di pantulkannya
Dan menganggap bahwa cermin kehidupan
adalah wujud yang lari dari kenyataan
Padahal kalau saja kita mampu
merenungkan sejenak peristiwa yang telah
di alami, baik yang memalukan maupun
yang menyenangkan adalah cerminan diri
kita yang tak sempat kita cermati bahkan
luput dari pandangan mata
Cobalah mengerti, andai kita mampu
melihat hidup ini seperti cermin datar
yang setiap hari kita berkaca padanya,
melihat noda hitam di wajah dengan jelas
dan pelan-pelan kita mulai menutupinya
bukankah itu lebih mudah?
berapa kali kita bercermin untuk sekedar
memperindah penampilan jasad?
Namun,
Ketika itu, sudahkah kita bercermin
dengan kehidupan, menutupi kesalahan
dengan amal soleh yang kita perbuat dan
menjadikan kelebihan sebagai jalan untuk
dekat dengan-Nya seperti yang tiap hari
kita lakukan
Sudahkah?
Atau memang kita malu untuk melihat
segala kekurangan kita, melalui cermin
kehidupan yang ada di depan mata?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment