Saat bergaul dan berinteraksi dengan banyak orang, tanpa disadari kata-kata mengalir dari mulut kita seolah keluar tanpa beban. Tak jarang, bersamaan dengan keluarnya kata-kata, mengalir pula dosa, mulai dari menggunjingkan tetangga, membanggakan dan memamerkan diri, berbohong, dan perbuatan tidak terpuji lainnya.
Semudah itu manusia melakukan dosa. Bahkan, saking terbiasanya sangat banyak dosa-dosa yang sudah tidak dirasa lagi sebagai perbuatan salah yang berat konsekuensinya.
Sebagian besar ulama sepakat bahwa dosa dibagi menjadi dua, yaitu dosa besar dan dosa kecil. Namun, berbicara “dosa yang tak dirasa” tidak selalu identik dengan dosa kecil. Pun, “dosa tak dirasa” tidak selalu berarti sebagai kecenderungan orang yang tidak sadar akan perbuatan dosa karena kecilnya. Boleh jadi, jika kita lihat fenomena yang ada, dosa besar sekalipun tidak sedikit dianggap biasa dan tidak lagi dirasa sebagai dosa karena saking seringnya dilakukan. Tentu saja, sikap seperti itu jauh lebih berbahaya dari sekadar mengabaikan dosa yang dianggap kecil. Dengan demikian, secara prinsip tidak ada bedanya antara dosa kecil dan dosa besar karena keduanya memiliki potensi ancaman datangnya azab Allah. Selain keduanya juga memiliki peluang yang sama untuk diampuni Allah Swt.
Bisa dikatakan bahwa besar dan kecilnya suatu dosa tidak diukur dengan seberapa besar ancaman siksa yang akan diterima, namun diukur dari seberapa besar kesadaran orang terhadap dosa yang dilakukannya. Boleh jadi dosa itu kecil dan remeh, namun jika dilakukan dengan terus menerus dan tidak disertai istighfar, ia akan menjelma menjadi dosa besar. Pun sebaliknya, boleh jadi dosanya besar, namun karena kesadaran tinggi akan akibat yang ditimbulkan, mendorongnya untuk bertobat dan tidak mengulanginya lagi, maka dosa tersebut sebetulnya menjadi kecil bahkan terhapus di hadapan Allah.
Besar kecilnya suatu dosa juga tidak bisa sepenuhnya dilihat dari jenis dosa tersebut. Terutama untuk menentukan jenis-jenis dosa kecil. Sejauh yang dapat saya amati dari sejumlah kitab-kitab rujukan, jarang sekali para ulama yang mengungkap secara rinci apa saja yang termasuk dosa kecil. Relativitas kecilnya dosa menunjukkan bahwa sebetulnya tidak ada yang besar jika disertai tobat dan tidak ada yang kecil jika dilakukan terus menerus. Sementara, khusus mengenai jenis-jenis dosa besar, cukup gamblang diungkap dalam sejumlah ayat dan hadits.
Dalam buku ini, Dr. Aam Amiruddin bersama dengan Redaksi MaPI mengajak kita berhuhasabah dengan mengintip ke dalam hati kita, sudah bersihkah dari penyakit mengabaikan dosa? Selain itu, dalam buku ini dipaparkan pula ibadah-ibadah mahdah yang bisa menjadi perisai dari setiap dosa dan kesalahan.
INFO :
Judul |
Ketika Dosa Tak Dirasa; Yang Kecil pun Bisa Menjadi Besar
|
Penulis | Dr. Aam Amiruddin & Redaksi MaPi |
ISBN |
978-979-3838-42-7
|
Ukuran | 12 x 18 cm |
Halaman |
122 hlm
|
Terbit |
Oktober 2011
|
Penerbit |
Khazanah Intelektual
|
Harga |
Rp. 25.000,-
|
Resensi para Tokoh :
Dalam Diri orang yang kerap berbuat DOSA pasti tidak ada iman yang kokoh. Selain itu,dalam dirinya pasti tidak ada rasa MALU dan tidak takut dengan ancaman azab Allah SWT. Maka, untuk membentengi diri dari perbuatan dosa tidak lain adalah dengan memperkokoh keimanan & ketaqwaan. (KH.Zaenuddin MZ Alm.)
Dampa Negatif dari dosa bisa dirasakan oleh pelakunya secara khusus. Entah pada hati ataupun jasmaninya, dan mungkin dapat berimbas kepada orang lain, seperti perbuatan zalim dan fitnah. Diantara dampak dosa yang dapat memperburuk hati adalah terhalangnya cahaya Allah, selalu galau dan gundah hati, terganggu rasa ketakutan berinteraksi dengan orang ain, kesulitan dalam segala urusan, menjauhkan dari ketaatan, dan membuka pintu kemaksiatan yang lain. Naudzubillahi min dzaalik. Tidak mau terjebak dalam kondisi seperti itu, sudah selayaknya kita memperbanyak beristighfar dan bertobat. (Prof.Dr.H.Dadang Kahmad, M.Si - Ketua PP Muhammadiyah & Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Hakiki tobat yaitu menyesal, meninggalkan perbuatan dosa, dan berazam untuk tidak mengulanginya lagi. Juga penting dilakukan dalam rangka bertobat adalah menghindar dari lingkungan atau pengaruh yang mendorong untuk melakukan perbuatan dosa. Selanjutnya, membaca Al Qur'an dan mentadaburinya serta senantiasa berdoa meminta ampun adalah perbuatan yang mutlak harus dilakukan agar dosa terampuni. Dosa adalah keburukan, sementara tobat adalah kebaikan. Kebaikan bisa menghapus keburukan sebagaimana air membersihkan kotoran. (Prof.Maman Abdurrahman,MA - Ketua PP Persis)
komentar si kang Gun : buku ini luar biasa, membuka mata hati kita untuk lebih peka terhadap dosa dosa yang selama ini tidak kita rasa, tanpa sadar banyak dosa dosa yang kita tabung yang dapat menyebabkan matinya hati karea tidak peka terdapat dosa.
0 comments:
Post a Comment