Seberapa Besar Hati Kita
Mengagungkan Allah?
Saudaraku,
Mungkinkah orang yang banyak berdosa, menyisakan hati yang mengakui keagungan Allah swt? Banyak orang mengira jawabannya, tidak. Mereka mengatakan, hanya orang shaleh yang mampu memiliki hati yang menyimpan kebesaran dan keagungan Allah swt. Sementara pelaku dosa dan yang bergelimang kemaksiatan, mereka termasuk kelompok orang yang tidak mendapat rahmat Allah, dan ini artinya tidak ada pengakuan dalam hati mereka terhadap kebesaran dan keagungan Allah swt.
Saudaraku yang dikasihi Allah,
Dosa dan maksiat memang pasti memberi dampak pada orang yang melakukannya. Begitu pun ketaatan yang pasti memberi pengaruh pada orang yang melakukannya. “Kebaikan itu menyinari wajah, memberi cahaya dalam hati,membuka keluasan rejeki, memberi kekuatan tubuh, menambah cinta di hati makhluk. Sedangkan keburukan dan dosa itu, memberi kelam di wajah, kegelapan di dalam kubur dan di dalam hati,melemahkan tubuh, menyempitkan rejeki dan memunculkan kebencian di hati makhluk.” Demikian ungkapan Ibnu Abbas radhiallahu anhu.
Saudaraku,
Tapi Islam tetap selalu ingin memberi semangat pada orang yang sudah berdosa agar tidak pernah putus harapan dari rahmat Allah. Dosa dan kemaksiatan sebenarnya tidak menghalangi seseorang untuk tetap memiliki hati yang mengakui kebesaran dan keagungan Allah swt. Mungkin, kita menapakkan kaki di tempat yang tidak sesuai dengan keridhaan Allah swt. Tapi hati kita tetap memendam pengakuan tulus akan keagungan Allah swt. Ini artinya, Allah swt meniupkan kebaikan dalam hati, meski secara lahir kita belum sesuai dengan situasi hati kita. Itulah sebabnya para ulama membagi dua kategori kemaksiatan, yakni kemaksiatan anggota tubuh yang disebut dzunuub al jawaarih, dan kemaksiatan hati yang disebut dzunuub al qalb. Meski tidak dipungkiri juga ada keterkaitan antara keduanya, dan yang paling membahayakan adalah kemaksiatan hati ketimbang kemaksiatan anggota tubuh.
Saudaraku,
Keadaan hati yang tetap mengagungkan Allah swt, adalah kondisi yang membersihkan seseorang untuk kembali dari ragam penyimpangan. Hati seperti inilah yang tetap menyuarakan keagungan dan ke Maha Besaran Allah swt sehingga menolong pemiliknya dari kondisi larut dalam kesalahan. Seperti ungkapan sebagian orang shalih, “Barangsiapa yang di dalam hatinya tetap mengagungkan Allah swt, maka Allah swt akan menolongnya agar jasadnya juga mengagungkan Allah swt.”
Lihatlah peristiwa yang dialami seorang shalih bernama Basyar Al Hafi, tokoh ulama yang terkenal zuhud dan wara ’ Abu Na ’im dalam Hilyatu Al Auliya, menguraikan Basyar Al Hafi yang mengatakan, “Aku dahulu seorang yang tersesat dan tidak tahu arah. Suatu hari aku melihat sebuah kertas di atas jalan. Aku mengambil kertas itu dan kulihat di dalamnya tertera kalimat “Bismillahir Rahmaanir Rahiim ”. Aku bersihkan kertas itu dan aku masukkan ke dalam kantong. Saat itu aku hanya mempunyai uang dua dirham, tapi uang itu kuhabiskan untuk membeli minyak wangi. Minyak wangi itu aku usap pada kertas yang kusimpan di dalam kantong. Malam harinya, aku bermimpi seseorang mengatakan padaku, “Wahai Basyar, engkau angkat Nama Kami dari jalanan. Engkau membuatnya harum. Maka Aku akan mengharumkan namamu di dunia dan di akhirat.”
Renungkanlah saudaraku, bagaimana pengagungan Allah swt yang ada di dalam hati Basyar Al Hafi.
Saudaraku,
Saudaraku,
Karenanya, nilai seseorang tidak serta merta jatuh karena ia melakukan dosa dan maksiat. Bahkan ketika seorang pezina dirajam lalu mendapat cacian dan penghinaan dari sejumlah sahabat, Rasulullah saw bersabda, “Jangan lakukan itu, dia telah bertaubat dengan taubat yang bila ditimbang dengan 70 orang penduduk Madinah niscaya taubatnya meliputi mereka semua.” Dalam riwayat lain,, “Sesungguhnya taubatnya jika ditimbang dengan seluruh penduduk Madinah, niscaya akan meliputi mereka semua.” Artinya, pezina itu pun ternyata memiliki hati yang tetap mengagungkan Allah swt. Kondisi hati seperti itulah yang membuatnya rela mendapat hukuman sesuai kehendak Allah swt dan Rasulullah saw.
Sekarang,mari bertanya pada diri sendiri, seberapa besar keagungan Allah swt dalam hati kita?_
0 comments:
Post a Comment