Kali ini saya ingin sedikit menuliskan tentang banyaknya mereka yang mengaku sebagai aktifis Dakwah ( dari berbagai macam harakah ) yang sering berkicau didunia maya yang sering kali bersilat lidah karena perbedaan pandangan akan suatu permasalahan, sehingga ada diantara mereka yang begitu lantang mengeluarkan kata kata celaan demi mempertahankan argument yang mereka yakini.......
Monday, November 28, 2011
Seorang Ibu Kondektur Bus 122 Jurusan Cikarang-Senen
Sunday, November 27, 2011
Hijrahkan Hatimu
Kita awali dengan sebuah kisah tentang Umar bin Khattab ra
Umar bin Khattab ra terkenal sebagai orang yang berwatak keras dan bertubuh tegap. Sering kali pada awalnya (sebelum masuk Islam) kaum muslimin mendapatkan perlakukan kasar darinya. Sebenarnya di dalam hati Umar sering berkecamuk perasaan-perasaan yang berlawanan, antara pengagungannya terhadap ajaran nenek moyang, kesenangan terhadap hiburan dan mabuk-mabukan dengan kekagumannya terhadap ketabahan kaum muslimin serta bisikan hatinya bahwa boleh jadi apa yang dibawa oleh Islam itu lebih mulia dan lebih baik.
Sampailah kemudian suatu hari, beliau berjalan dengan pedang terhunus untuk segera menghabisi Rasulullah SAW. Namun di tengah jalan, beliau dihadang oleh Abdullah an-Nahham al-‘Adawi seraya bertanya:
Setelah mendengar hal tersebut, Umar langsung menuju ke rumah adiknya. Saat itu di dalam rumah tersebut terdapat Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan al-Quran kepada keduanya (Fatimah, saudara perempuan Umar dan suaminya). Namun ketika Khabbab merasakan kedatangan Umar, dia segera bersembunyi di balik rumah. Sementara Fatimah, segera menutupi lembaran al-Quran.
Sebelum masuk rumah, rupanya Umar telah mendengar bacaan Khabbab, lalu dia bertanya :
Mendengar jawaban tersebut, Umar langsung menendangnya dengan keras hingga jatuh dan berdarah. Fatimah segera memba-ngunkan suaminya yang berlumuran darah, namun Fatimah pun ditampar dengan keras hingga wajahnya berdarah, maka berkata-lah Fatimah kepada Umar dengan penuh amarah:
“Wahai Umar, jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah”
Melihat keadaan saudara perempuannya dalam keadaan ber-darah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar. Lalu dia meminta lembaran al-Quran tersebut. Namun Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar najis, dan al-Quran tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun menurutinya.
Setelah mandi, Umar membaca lembaran tersebut, lalu membaca : Bismillahirrahmanirrahim. Kemudian dia berkomentar: “Ini adalah nama-nama yang indah nan suci”
إنني أنا الله لا إله إلا أنا فاعبدني وأقم الصلاة لذكري
“Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad”.
Mendengar ucapan tersebut, Khabab bin Art keluar dari balik rumah, seraya berkata: “Bergembiralah wahai Umar, saya berharap bahwa doa Rasulullah SAW pada malam Kamis lalu adalah untukmu, beliau SAW berdoa :
“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”. Rasulullah SAW sekarang berada di sebuah rumah di kaki bukit Shafa”.
Umar bergegas menuju rumah tersebut seraya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang ber-ada di dalamnya, berupaya mengintipnya lewat celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab datang dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah SAW, dan merekapun berkumpul. Hamzah bertanya:
Rasulullah SAW memberi isyarat agar Hamzah menemui Umar. Lalu Hamzah segera menemui Umar, dan membawanya menemui Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras, seraya berkata :
“Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan adzab Allah diturunakan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah ?, Ya Allah inilah Umar bin Khattab, Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan Umar bin Khattab”.
Masuk Islamnya Umar menimbulkan kegemparan di kalangan orang-orang musyrik, sebaliknya disambut suka cita oleh kaum muslimin.
Dari kisah di atas kita bisa mengambil ibroh bahwa Sungguh Jika Allah sudah berkehendak untuk merubah dan membolak balikan hati seorang hamba, maka tidak akan ada yang dapat menghalanginya. Allah memberikan hidayah pada orang orang yang Dia pilih. Allah lah yang kuasa melembutkan hati hamba hambanya yang keras, Allah lah yang berkuasa menyinari hati yang kelam menjadi hati yang bersinar dengan terang. Maka Tak usah kita ragu akan kekuatan Allah dalam merubah hati setiap hambaNya, Kun Fayakun, terjadi maka terjadilah,
Diawal tahun baru Hijriah 1433 H ini, mari kita hijrahkan hati kita ke arah yang lebih Allah cintai, sehingga hati kita senantiasa terpaut kedalam cintaNya Allah.
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik'
Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”
[HR.Tirmidzi]
Doa Ku Hari Ini
Thursday, November 24, 2011
Saujana – Bulan Bintang
Download video clip Saujana Bulan Bintang
Menerangi kegelapan malam
Berbintang sinar berkelipan
Menghiasi cahaya rembulan
Bulan dan bintang menjadi saksi
Kebesaran Ilahi
Bintang-bintang bertaburan
Di angkasa, angkasa raya
Panduan mereka yang berkelana
Perjalanan oh rembulan
Merentasi cakerawala
Petunjuk perkiraan tahunan
Bulan dan bintang menjadi saksi
Kebesaran Ilahi
Sinaran mentari menyinari
Bumi Tuhan ceria kembali
Awan berarak bebasnya
Memayungi alam semesta
Tunduk dan syukur pada Ilahi
Kurniaan abadi
Wednesday, November 23, 2011
Rencana Allah itu Indah
Tuesday, November 22, 2011
banci yang rajin sedekah
Kisah Romantisme Rasulullah SAW bersama sang istri tercinta part 2
Renungkanlah kisah yang dituturkan oleh Aisyah berikut ini,
“Kami keluar bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pada saat safar beliau (untuk melawan kaum Yahudi kabilah bani Mushthaliq), hingga tatkala kami sampai di Al-Baidaa di Dzatulijaisy kalung milikku terputus maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun berhenti untuk mencari kalung tersebut. Orang-orang yang bersamanya pun ikut berhenti mencari kalung tersebut, padahal mereka tatkala itu tidak dalam keadaan bersuci. Maka orang-orang pun pada berdatangan menemui Abu bakar Ash-Shiddiq dan berkata, ‘Tidakkah engkau lihat apa yang telah diperbuat Aisyah? Ia menyebabkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang berhenti padahal mereka tidak dalam keadaan suci (dalam keadaan berwudu). Maka Abu Bakar menemuiku dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sedang berbaring meletakkan kepalanya di atas pahaku dan buliau telah tertidur. Lalu ia berkata, ‘engkau telah menyebabkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berhenti padahal orang-orang dalam keadaan tidak bersuci dan mereka tidak memiliki air’. Aisyah berkata, ‘Abu bakar mencelaku dan berkata dengan perkataannya lalu ia memukul pinggangku dengan tangannya. Dan tidaklah mencegahku untuk bergerak kecuali karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang tidur di atas pahaku. Lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bangun tatkala subuh dalam keadaan tidak bersuci lalu Allah turunkan ayat tentang tayammum. Usaid bin Al-Hudhair mengatakan, “Ini bukanlah awal barokah kalian wahai keluarga Abu bakar.” Aisyah berkata, “Lalu kami pun bersiap melanjutkan perjalanan, ternyata kalung itu berada di bawah unta yang aku naiki tadi.”
Lihatlah bagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memberhentikan pasukan perangnya yang sedang berangkat untuk menyerang orang-orang Yahudi hanya untuk mencari kalung Aisyah yang jatuh. Bahkan disebutkan bahwa kalung Aisyah yang hilang itu nilainya murah, ada yang mengatakan nilainya hanya dua belas dirham. Apalagi di tengah malam dan para sahabat dalam keadaan tidak bersuci dan tidak membawa air. Ini semua menunjukkan bagaimana perhatian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan tawadhu beliau kepada istri-istrinya.
Sangat disayangkan, sebagian suami sangat pelit terhadap istrinya, bukan hanya pelit terhadap hartanya, bahkan pelit terhadap waktunya. Seakan-akan waktunya sangat berharga sehingga tidak pantas untuk dihabiskan bersama istrinya. Sering kita jumpai, ada suami yang tidak sabar untuk menemani istrinya belanja, jalan-jalan, atau kegiatan-kegiatan santai lainnya.
Sumber : Kisahmuslim
Kisah Romantisme Rasulullah SAW bersama sang istri tercinta
Perhatikan kisah romantisme Rasulullah bersama istrinya Aisyah. Aisyah mengatakan, “Orang-orang Habasyah masuk ke dalam masjid untuk bermain (latihan berpedang), maka Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadaku ‘wahai khumaira (panggilan saying untuk Aisyah), apakah engkau ingin meihat mereka?’, aku menjawab, ‘iya’. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam lalu berdiri di pintu, lalu aku mendatanginya dan aku letakkan daguku di atas pundaknya kemudian aku sandarkan wajahku di pipinya. (setelah agak lama) Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya, ‘sudah cukup (engkau melihat mereka bermain)’, aku menjawb, ‘wahai Rasulullah, jangan terburu-buru’, lalu beliau (tetap) berdiri untukku agar aku bisa terus melihat mereka. Kemudian ia bertanya lagi, ‘sudah cukup’, aku pun menjawab, ‘wahai Rasulullah, jangan terburu-buru’. Aisyah berkata, ‘Sebenarnya aku tidak ingin terus melihat mereka bermain, akan tetapi aku ingin para wanita tahu bagaimana kedudukan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam di sisiku dan kedudukanku di sisi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam”
Lihatlah bagaiaman tawadhu-nya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk berdiri menemani Aisyah menyaksikan permainan orang-orang Habasyah, bahkan beliau terus berdiri hingga memenuhi keinginan Aisyah sebagaimana perkataan Aisyah dalam riwayat yang lain, “Hingga akulah yang bosan (melihat permainan mereka).”
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak segan-segan memberikan waktunya kepada istrinya untuk memenuhi keinginan istrinya karena beliau adalah orang yang paling lembut kepada istri dalam segala hal selama masih dalam perkara-perkara yang mubah.
Sumber : Kisahmuslim
Monday, November 21, 2011
Dibalik Awan Yang hitam ada pelangi
INDAHNYA TAMAN HATI
Ada satu taman, yang jika ia indah,
keseluruhan hidup kita akan indah.
Taman itu adalah hati.
Taman hati yang indah itu
berisikan bunga yang namanya syukur,
yang dipupuk dengan tanggung-jawab,
yang disirami dengan pengakuan
bahwa semua hasil adalah pemberian Tuhan,
yang disiangi dengan kejujuran,
dan yang dipagari dan digerbangi
dengan keikhlasan menerima apa pun
sebagai keadaan yang terbaik
yang masih bisa diperbaiki.
Maka,
Janganlah menanami hati
dengan ilalang kemarahan.
-Mario Teguh-
Sunday, November 20, 2011
RESUME KAJIAN AHAD PAGI 13/11/2011 bersama Aa Gym di MAsjid Istiqlal
Dari Abu dzar Ra. Berkata:” Kekasihku ( Rasulullah ) shallalhu’alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan 7 hal :
- Supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka.
- Beliau memerintahkan agar aku mlihat yg di bawahku & tak melihat orang yg berada di atasku.
- Beliau memerintahkan aku agar meyambungkan silaturahmi meskipun mereka berlaku kasar kepadaku.
- Aku dianjurkan memperbanyak ucapan Laa haulaa walaaquwwata illaa billaah.
- Aku diperintahkan mengatakan kebenaran meskipun pahit.
- Beliau berwasiat agar aku tak takut celaan orang yang memcela dalam berdakwah kpd Allah.
- Beliau melarang aku, agar aku tak meminta-minta sesuatupun kepada manusia.
SITE SWEET SITE ON MNC TOWER
GORDIAN'S KNOT SOLUTION/ SOLUSI GORDIAN KNOT
NASEHAT DARI SI BOSS ^_^
Tuesday, November 15, 2011
Ketika Dosa Tak Dirasa; Yang Kecil pun Bisa Menjadi Besar
Judul |
Ketika Dosa Tak Dirasa; Yang Kecil pun Bisa Menjadi Besar
|
Penulis | Dr. Aam Amiruddin & Redaksi MaPi |
ISBN |
978-979-3838-42-7
|
Ukuran | 12 x 18 cm |
Halaman |
122 hlm
|
Terbit |
Oktober 2011
|
Penerbit |
Khazanah Intelektual
|
Harga |
Rp. 25.000,-
|
Dampa Negatif dari dosa bisa dirasakan oleh pelakunya secara khusus. Entah pada hati ataupun jasmaninya, dan mungkin dapat berimbas kepada orang lain, seperti perbuatan zalim dan fitnah. Diantara dampak dosa yang dapat memperburuk hati adalah terhalangnya cahaya Allah, selalu galau dan gundah hati, terganggu rasa ketakutan berinteraksi dengan orang ain, kesulitan dalam segala urusan, menjauhkan dari ketaatan, dan membuka pintu kemaksiatan yang lain. Naudzubillahi min dzaalik. Tidak mau terjebak dalam kondisi seperti itu, sudah selayaknya kita memperbanyak beristighfar dan bertobat. (Prof.Dr.H.Dadang Kahmad, M.Si - Ketua PP Muhammadiyah & Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Hakiki tobat yaitu menyesal, meninggalkan perbuatan dosa, dan berazam untuk tidak mengulanginya lagi. Juga penting dilakukan dalam rangka bertobat adalah menghindar dari lingkungan atau pengaruh yang mendorong untuk melakukan perbuatan dosa. Selanjutnya, membaca Al Qur'an dan mentadaburinya serta senantiasa berdoa meminta ampun adalah perbuatan yang mutlak harus dilakukan agar dosa terampuni. Dosa adalah keburukan, sementara tobat adalah kebaikan. Kebaikan bisa menghapus keburukan sebagaimana air membersihkan kotoran. (Prof.Maman Abdurrahman,MA - Ketua PP Persis)