Tuesday, November 13, 2012

Membasuh Hati

Sebelum membasuh tangan dan wajah pada pagi hari, ‘basuhlah’ hati Anda dengan bertaubat kepada Allah Ta’ala dan memaafkan kesalahan orang lain sehingga hari ini menjadi hari paling bahagia dalam hidup Anda 
-Syaikh Dr. Aidh bin Abdullah Al Qarni-

Kita hidup tak hanya sekedar dari apa yang kita lihat, kita hidup tak sekedar dari apa yang kita dengar, Kita hidup tak hanya dari apa yang kita pikirkan, kita hidup tak hanya sekedar dari apa yang kita sentuh, tetapi adakalanya kita hidup dari apa yang kita rasa. Allah SWT menganugerahkan salah satu komponen yang ada didalam tubuh kita, yang mana kehadiran akan komponen ini sangat berperan penting dalam kehidupan kita, Ia adalah Hati. Dengan adanya Hati kita bisa berbicara dengan diri kita sendiri tanpa diketahui oleh orang lain, dengan adanya hati kita bisa merasakan apa yang tidak ketahui oleh orang lain. Ia begitu istimewa apapun yang dirasakan olehnya akan terpancar keseluruh indra yang ada pada tubuh kita. Sedih, bahagia, benci, marah dan semua kondisi yang bisa mempengaruhi hati maka akan mempengaruhi juga kondisi keadaan kehidupan kita. 

Allah menganugerahkan kita dengan sebuah hati, tak hanya sekedar untuk menampung segala macam prasangka. Tetapi lebih dari sekedar itu, ia diciptakan sebagai core atau poros segala cerminan perilaku hidup kita. Bila ia menerima sesuatu yang baik maka baik pula segala perilaku kehidupan kita, tetapi bila ia menerima segala sesuatu yang buruk maka buruk pula perilaku kehidupan kita.  Maka Rasulullah SAW menyampaikan pesan yang begitu dalam mengenai hati,

Ketahuilah, "sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah "Qolbu" yaitu hati ". ( Hadis Riwayat Bukhori )".  

Harus kita akui bahwa sesungguhnya kehidupan yang kita jalani tidak pernah luput dari segala macam prasangka yang selalu mengiringi arah langkah kita. Dan keterlibatan hati dalam berprasangka sangatlah besar sehingga melahirkan berbagai macam warna persepsi. Hati yang Allah anugerahkan kepada kita laksana cermin apabila ia dipenuhi oleh segala macam prasangka buruk maka hati tersebut akan diselimuti oleh kegelapan sehingga kita akan sulit untuk menerima nilai nilai kebaikan dan sulit untuk melihat siapa diri kita sendiri. Maka kondisi hati yang penuh dengan debu prasangka negatif haruslah kita bersihkan kemudian kita rawat secara kontinyu agar ia tidak kusam termakan oleh segala macam keburukan.

Tidak dapat dipungkiri hati yang tentram hanya akan hadir manakala kita mampu mengorientasikan segala aktifita hati kita semata mata mengharap ridho Allah SWT. Karena sungguh hati yang tentram dan bersih adalah aset  dalam menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan ada banyak cara dalam menjaga hati kita agar ia selalu dalam keadaan bersih dan jernih salah satunya adalah dengan menata hati kita agar ia selalu berada dalam lintasan orbit kebaikan yang telah Allah anugrahkan. Hati yang selalu berada dalam lintasan orbit kebaikan akan senantiasa terasa lembut dan tentram, ia akan selalu peka terhadap ilmu, dan apapun yang dilihat, didengar, dirasakan akan menjadi samudera ilmu yang membuatnya kian bijak, arif dan tepat dalam menyikapi hidup ini.

laksana mata yang meneteskan air mata ketika kita menangis, sama halnya  juga dengan hati, ia membutuhkan percikan kebaikan yang selalu membasahinya agar ia selalu berada dalam kondisi yang jernih dan bersih dari segala noktah hitam yang membelenggu. Membasuh hati itulah kuncinya, membasuh dengan dzikrullah setiap saat, berprasangka baik, dan senantiasa terpaut kepada sang Pemilik Hati yaitu Allah Ar Rahman Ar Rahim. Perumpamaan hati selain ia seperti cermin, hati juga laksana ladang kebun , kebun yang kering dan tandus tentu tidak akan bisa menghasilkan tanaman yang subur. Ia perlu disirami dengan air secara kontinyu agar bisa menjadi kebun yang berisikan tumbuh tumbuhan yang segar dan bermanfaat, begitu juga dengan hati semakin ia tandus dan gersang maka lama kelamaan ia akan mati dan tidak bisa memberikan manfaat kebaikan kepada jiwa kita.

Maka mulai saat ini basuhlah hati kita yang sedang mengering dengan selalu bersyukur, bertaubat dan menjaganya dari segala macam prasangka buruk. Karena sungguh Allah lah Yang Maha Manatap dan Maha Melihat atas apa yang ada didalam isi hati kita, Allah pula lah Yang Maha Membolak Balikan kondisi hati kita,  Kalaulah kita begitu bisa menjaga pakaian kita agar tidak kotor maka kitapun pasti bisa menjaga hati kita agar terhindar dari hal hal yang kotor pula.

Seperti dikatakan Rasullulah dalam sebuah Hadits. "Hati itu ada empat, yaitu hati yang bersih, di dalamnya ada pelita yang bersinar. Maka, itulah hati orang mukmin. Hati yang hitam lagi terbalik, maka itu adalah hati orang kafir. Hati yang tertutup yang terikat tutupnya, maka itu adalah hati orang munafik, serta hati yang dilapis yang di dalamnya ada iman dan nifak." (HR. Ahmad dan Thabrani).

Dan tak lupa untuk selalu menyeratakan doa ini agar hati kita senantiasa terjaga


 اَللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ, ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِك
(Ya ALLAH, Tuhan yang membolak-balikkan hati-hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMU)


Wallaualam Bissawab,



14 November 2012








Gunawan Alfarizi,
Mahasiswa Ekstensi 2011 Institut Sains Dan Teknologi Nasional |
Teknik Telekomunikasi | Engineer On Site PT Telkom | Kontributor Penulis 165 

0 comments: