Cinta kami kepada negeri ini bukan berarti mengabaikan cinta kami kepada saudara kami yang hidup dinegeri yang lain, begitu juga dengan cinta kami kepada saudara saudara kami dinegeri lain, bukan berarti kami lalai untuk peduli kepada sesama saudara kami yang berada dinegeri sendiri. Karena sungguh cinta kami tidaklah dibatasi oleh sebuah wilayah negara, ras, suku, bahasa, bahkan warna kulit. Ukhuwah kami diikat dengan erat oleh tali aqidah yaitu islam, meskipun kami tidak pernah berjumpa dengan saudara saudara kami yang tinggal dinegeri seberang, bukan berarti kami berhenti untuk setia mendoakan segala kebaikan dan kebahagiaan untuk mereka laksana mereka mendoakan kebaikan dan kebahagiaan untuk kami meskipun kami tidak pernah saling bertatap muka, untuk berbagi cerita bahagia dan duka, tapi kami yakin, Allah lah yang kelak akan mempertemukan kami ditempat terindahNya tempat dimana kami bisa saling bercengkarama tanpa batasan bahasa dan kasta.
Ukhuwah dan cinta sebagaimana yang sudah tercatat dalam sejarah bagaimana kaum muhajirin berjumpa dengan kaum anshor yang ditengahi perjumpaannya oleh Rasulullah SAW dengan begitu indahnya. Pertama bertatap muka, senyum merona terpancar kepada sesama saudara, bahkan salah satu sabahat dari kaum ashor dengan begitu peduli dan perhatiannya sampai sampai mempersilahkan kepada salah seorang sahabat dari muhajirin untuk memilih tempat tinggal dimana saja dia mau.
Romantisme ukhuwah dan cinta dalam naungan aqidah islamiyah adalah anugerah yang tiada terkira. Kebahagiaan bersama dan kesedihan yang ditopang dari satu pundak kepundak yang lain, mengajarkan kepada kita akan makna peduli terhadap sesama. Indah bukan..? Sungguh keindahan romantisme ukhuwan dan cinta ini hanya bisa kita temukan didalam ISLAM :).
Wallahualam Bissawab,
16 Ramadhan 1434 H
Penulis,
0 comments:
Post a Comment