Tuesday, December 27, 2011

CATATAN KECIL DARI FILM "HAFALAN SHALAT DELISA"

CATATAN KECIL DARI FILM "HAFALAN SHALAT DELISA"

Senin, 26 Desember 2012 pukul 14.30 
Terbelisit di benak pikiran saya untuk refresing mencari tempat yang sedikit nyaman untuk melepas lelah setelah seharian lembur di kantor, bersama dengan rekan satu kantor saya akh firman anggoro yang setia menenami seharian untuk mengerjakan tugas kuliah di rumah. Iseng Iseng kita bicara tentang film yang saat ini bagus untuk di tonton, film yang yang non action, ataupun humor apalagi horor, kita pengen nonton film yang bisa menggugah hati ( beraat ) dan bisa merefresh pikiran agar lebih tenang dan gak tegang. Searching searching di intenet ternyata ada satu film yang menarik yaitu Hafalan shalat delisa ( HSD ) yang ternyata sudah tayang di bioskop pada tanggal 22 Desember 2012 bertepatan dengan hari IBU. 

Dengan mengendarai motor Vario Hitam, bersama akh firman kita melintasi daerah persawahan dan kawasan industri jababeka menuju mall lippo cikarang, sampai di mall sekitar pukul 14.20 wib dan yang antri ternyata sudah banyak -___-" ( pesimis gak dapat tiket ), saya pun antri dibelakang, ya harus sabar walaupun antrian saya di serobot sama ibu ibu yang enggan mengantri ( dah kebelet nonton ), dan pass puku; 14.30 WIB kita bisa dapat tiket. 

Oke cukup sekian prolog gak jelasnya, hehe, Lanjut pada cerita dari film hafalan shalat delisa ( HSD ). Bencana gempa dan tsunami di Aceh 7 tahun silam menginspirasi sutradara muda Sony Gaokasak. Dia mengangkat novel inspiratif  berjudul Hafalan Shalat Delisa karya penulis novel best seller Tere Liye ke layar lebar. 
Film tersebut dibintangi sejumlah artis kenamaan. Seperti Nirina Zubir yang berperan Ummi Salamah, Reza Rahadian sebagai Abi Usman, Chantiq Schagerl sebagai Delisa, dan Fathir Muchtar sebagai Ustadz Rahman. Untuk proses pembuatannya, ternyata cukup lama hingga dua tahun. Film ini banyak mengambil setting di beberapa tempat yang diporakporandakan tsunami Aceh, terutama di sebagian besar wilayah Lhok Nga. Hampir 80 persen setting lokasi adalah outdoor dan sisanya indoor. Sumber

Film ini saya tonton pada tanggal 26 Desember 2011, masih ingatkan dalam benak kita ketika terjadi tsunami di aceh pada tanggal 26 Desember 2004, saya pun baru sadar bahwa tanggal itu adalah tanggal di mana pernah terjadi peristiwa hebat yang membuat bumi aceh luluh lantah oleh gempa dan tsunami saat itu. Film ini sangat sarat akan makna dan hikmah di dalamnya, Delisa seorang anak kecil yang begitu sayang pada ummi, abi, saudara dan teman2 nya ini adalah seorang anak kecil yang ingin sekali bisa menghafal bacaan dan gerakan shalat. Sebagai salah satu motivasi agar delisa mampu dan giat untuk menghafal bacaan shalat ini adalah , jika delisa bisa lulus ujian hafalan shalat maka ummi akan memberikan kalung emas yang memiliki huruf inisial "D" ( Delisa ). Delisa pun senang mendengar akan hadiah yang nanti akan di berikan kepadanya jika ia berhasil lulus ujian hafalan shalatnya. Delisa memiliki seorang ummi yang begitu cinta pada anak anaknya. Ummi yang begitu setia menjaga dan melindungi anak anaknya. Sabar walaupun harus di tinggal jauh oleh abi ( sang suami ). 

Tanggal 26 Desember 2004 adalah hari dimana delisa harus melaksanakan ujian hafalan shalat di sekolahnya, sang ummi pun turut serta menemani delisa berangkat ke sekolahnya. Tapi sebelum berangkat ke sekolah delisa ingin sekali memakai kalung yang baru di belikan oleh umminya. sang ummi dan delisapun kembali ke rumah untuk mengambil kalung tersebut. Dan ummi berjanji jika delisa sudah selesai dan berhasil dalam ujian hafalan shalatnya ummi akan memberikan kalung tersebut untuk delisa. Tak bersilang lama tiba tiba gempa pun muncul, Ummi dan delisa begitu ketakutan di dalam rumah kayu yang mereka tempati, guncangan yang kencang itu pun membuat panik orang orang yang ada di sekitar pantai. Tapi kemudian guncangan gempa itupun hilang. Ummi dan Delisa pun melanjutkan perjalanan dari rumahnya menuju sekolah. 

Sampai di sekolah Delisapun begitu cantik menggunakan kerudung berwarna biru nya itu dan siap siap untuk melaksanakan ujian hafalan shalatnya, di balik jendela kaca sang ummi beserta orang tua yang lainnya pun ikut melihat ujian tersebut, dan sebagai tim penilai ada sang ustadz yang juga guru ngaji delisa dan teman temannya. Pesan sang ustad pada delisa adalah fokus dan khusyuk, jangan memikirkan apapun selain memikirkan Allah. Tiba saatnya giliran delisa untuk maju, Mengawali dengan takbir, kemudian delisa melanjutkannya dengan membaca surat iftitah, begitu fokusny delisa tiba tiba, gempa kembali berguncang dengan hebatnya, anak anak dan orang orang yang berada di dalam kelaspun langsung berlarian keluar, tapi masih ada satu orang yang berada di dalam ruang kelas itu, ya,,,itulah delisa yang dengan khuyuknya masih melanjutkan bacaan shalatnya tanpa memperdulikan kondisi gempa yang terjadi, sang ummi pun tak bisa masuk ke dalam kelas, karena dengan seketika air pun meluluhlantahkan sekolah dan semua yang ada di sekitar pantai, delisa dan orang orang yang ada di sekitarnyapun ikut tenggelam di telat tsumani yang mengahadang dengan ganasnya. 

banyak hikmah yang bisa kita ambil setelah kita selesai menonton ataupun membaca novel ini. Dan salah satu kata yang masih terngiang ngiang di telinga ini adalah ketika delisa mengatakan " Aku sayang ummi karena Allah "

Bagaimana kisah selanjutnya, silakan baca novelnya di toko toko buku terdekat dan tonton film filmnya di bioskop bioskop terdekat di kota anda, ^_^. 



-Gunawan Alfariiz 26/12/2011-

1 comments:

Anonymous said...

Filmnya bagus, sangat berkesan kang, saya pengen nonton lagi nih,,heheh